Minggu, 21 Agustus 2016

JARINGAN PADA TUMBUHAN JARINGAN PENUNJANG/PENGUAT


LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BOTANI FARMASI
PERCOBAAN KE II
BAB I

A.Judul
MACAM-MACAM JARINGAN PADA TUMBUHAN JARINGAN PENUNJANG/PENGUAT

B.Tujuan
·         Melihat Macam-Macam bentuk jaringan penunjang/penguat dan jaringan sekret.

C.Teori Terkait
Setiap alat tubuh tumbuhan tersusun oleh tiga jaringan pokok, yaitu jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut.Selain itu di beberapa bagian tumbuhan terdapat jaringan penguat yang berkembang dari sel-sel jaringan parenkim. Sesuai dengan namanya jaringan penguat berfungsi untuk memperkuat struktur tumbuhan. aringan lainnya yang terdapat pada tumbuhan adalah jaringan meristem.
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi :
a.                    Kolenkim
tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel – sel kolenkim dindingnya terdiri atas selulosa.
b.                   Sklerenkim
 Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel - sel pendek, sedangkan serabut sel – selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
Jenis-Jenis Sklereid Pada Sklerenkim
Tschirc (1889) mengusulkan pembagian sklereid ke dalam empat tipe:
1.      brakisklereid
Atau sel batu, yang bentuknya lebih kurang isodiametrik; sklereid semacam itu biasanya dijumpai dalam floem, korteks, dan kulit batang serta dalam daging buah pada buah tertentu seperti pir (Pyrus communis) dan Cydonia oblonga.
2.      makrosklereid
sklereid bentuk tongkat; sklereid seperti itu serimg kali memebentuk suatu lapisan kontinyu dal;am testa biji Leguminoseae.
3.osteosklereid
sklereid bentuk kumparan atau tulang, ujungnya membesar, bercuping, dan kadang-kadang bahkan agar bercabang; sklereid sepeti itu terutama dijumpai daam kulit biji dan kadang-kadang juga dalam daun dikotiledon tertentu.
4.asterosklereid,
 yang mempunyai percabangan beragan dan sering kali berbentuk bintang, sklereid seperti itu terutama dijumpai dalam daun.
5.trikosklereid,
 diusulkan oleh Bloch (1946). Sklereied ini sangat memanjang, agak seperti rambut, dan biasanya berupa sklereid dengan satu percabangan yang teratur.
persamaan dan perbedaan kolenkim dan sklerenkim

1. PERSAMAAN:
-Menguatkan tegaknya batang dan daun
-Melindungi biji atau embrio
-Memperkuat jaringan parenkim yang menyimpan udara
-Melindungi berkas pengangkut
-Sama-sama terjadi penebalan.
2. PERBEDAAN:
·         Kolenkim itu jaringan parenkim khusus untuk menunjang organ muda sedangkan sklerenkim.itu untuk menunjang organ tumbuhan yang telah dewasa.
·         Sel kolenkim memanjang ke arah poros panjang organ tempatnya berada dan ditandai oleh adanya sel primer yang berdinding tebal sedangkan pada sklerenkim memiliki dinding sel yang tebal, berlignin dan protoplasmanya mati.
·         Letak Kolenkim Lebih tepi dibanding sklerenkim, dibawah epidermis. Letak sklerenkim Lebih dalam dibandingkan kolenkim, dapat berada di tepi atau agak dalam pada organ.
·         Sifat jaringan kolenkim: primer, hidup.
·         Fifat jaringan sklerenkim: primer, dewasa, mati.
·         Fungsi kolenkim : Penguat organ yang masih mengalami perkembangan (muda).
·         Fungsi sklerenkim : Pelindung organ muda dan tua.

BAB II
1.Bahan dan Alat
v  Bahan
1.      Folium dari Piper bettle L ; Piperaceae.
2.      Caulis dari Cucurbita moschata ; Cucurbitaceae.
Dilihat bersamaan dengan percobaan IV, yaitu : Jaringan Kolenkim dan tipe berkas pengangkut Bikolateral.
3.      Folium dari Camelia sinensis L ; Theaceae atau Caulis dari Gnetum Gnemom ; Gnetceae.
4.      Endocarp dari Cocos nucifera ; Palmae.
5.      Rhizoma dari Cucurma demostica ; Zingiberaceae.
6.      Folium dari Citrrus sp ; Rutaceae.

v  Alat
1.      Mikroskop
2.      Objek dan Deck gelas
3.      Pisau Silet
4.      Penjepit tabung
5.      Larutan Floroglusinol HCL

2.Prosedur Kerja
1.      Buat irisan melintang pada bahan 1, tepatkan pada daerah tulang daun.
2.      Buat irisan melintang pada labu/bahan 2.
3.      Buatlah irisan melintang atau membujur pada bahan 3,4,5 dan 6.
Lakukan hal yang sama untuk membuat Preparat. Bubuhi larutan Floroglusional HCL.








BAB III
1.      HASIL PENGAMATAN
No
Bahan
Gambar Praktikum
Keterangan
1
Folium dari Piper bettle L

Melihat anatomi tulang daun,jaringan kolenkim , sel /saluran minyak atsiri
2
Caulis dari Cucurbita moschata















Melihat bentuk penebalan kolenkim yang berada dibawah epidermis.
3
Folium dari Camelia sinensis L; Gnetum Gnemon













Melihat bentuk Astrosklereid
4
Endocarp dari Cocos nucifera

















Melihat Sel batu
5
Rhizoma dari Cucrcuma domestica
















Melihat sel-sel dan minyak atsiri.
6
Folium dari Citrus sp
















Melihat bentuk Idioblas minyak atsiri.

II.                PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini yaitu tentang Macam-macam jaringan tumbuhan jaringan penunjang/penguat. Dalam percobaan ini kita akan mengetahui berbagai macam jaringan paa tumbuhan khususnya jaringan penguat. Jaringan penguat berfungsi untuk mendukung kokohnya struktur berbagai bagian Tumbuhan. Jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel dan merupakan jaringan yang berperan untuk menunjang bentuk tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Jaringan penguat memiliki dinding sel yang tebal dan kuat serta sel-selnya yang telah mengalami spesialisasi. Jaringan penyokong terdiri dari jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
Pada percobaan ini kita menggunakan bahan percobaan Folium dari Piper bettle L,Caulis dari Cucurbita moschata, Folium dari Gnetum Gnemon, Endocarp dari Cocos nucifera,Rhizoma dari Cucurma domestica , Dan Folium dari Citrus sp.pada bahan 1,dibuat irisan melintang yang tepat pada daerah tulang daun, Dan untuk bahan ke 2, bahan diiris dengan melintang, dan untuk bahan 3,4,5, dan 6 bahan tersebut dengan diiris dengan Melintang dan membujur.
Hasil dari percobaan ini pada bahan 1 yaitu dengan menggunakan folium Piper bettle L, kita bisa melihat bentuk susunan anatomi tulang, jaringan kolenkim ,sel/saluran minyak atsiri .Sedangkan pada bahan ke 2 menggunakan Caulis dari Cucurbita moschata dengan menentukan penebalan kolenkim yang berada dibawah jaringan epidermis,Untuk bahan 3 kita dengan menggunakan  Folium Gnetum Gnemon kita dapat melihat dan menentukan jaringan Astrosklereid,Selanjutnya pada bahan ke 4 dengan bahana percobaan Endocarp dari cocos nucifera  kita bisa melihat tipe sel batu yang terdapat di bahan tersebut, Selanjutnya dengan menggunakan bahan percobaan 5 dengan Bahan  Rhizoma dari curcuma domestica untuk melihat minyak atsiri yang ada didalam sel tersebut, dan yang terakhir menggunakan bahan ke 6 yaitu Citrus Sp untuk melihat bentuk-bentuk idioblas dan minyak atsiri.







BAB IV

Kesimpulan.
Struktur utama pada tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan bunga. Yang mana organ-organ tersebut tersusun atas jaringan-jaringan, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang selalu mengalami pembelahan sel membentuk jaringan lain pada tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah tidak mengalami pembelahan sel, dan sudah mengalami diferensiasi dan fungsi tertentu pada tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa terbagi menjadi tiga, yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut (vaskuler).

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tentang sel batu atau sklereid yaitu:
1.sklerenkim merupakan bagian dari jaringan mekanik yang pada umumnya terdiri atas (a) fiber atau serat-serat sklerenkim dan  (b) sklereid atau sel-sel batu.
2.disebut sel-sel batu yaitu apabila sklereid itu tidak bercabang –cabang, tidak mempunyai bentuk yang ekstrim, bersifat soliter ataupun berkumpul, merupakan  suatu jaringan atau organ.
3. jenis-jenis sel batu, yaitu brachisclereid, macrosclereid, osteosclereid, astrosclereid, dan tricosclereid.
4.sklereid terdapat di dalam semua bagian pada tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dan dalam buah atau biji.
5. fungsi sklereid yaitu sebagai penguat tumbuhan dan terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.

Saran
Sebaiknya setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam memotong objek yang akan diamati haruslah tipis dan rapi. Bahan tanaman yang akan digunakan sebagai objek sekiranya berumur ± 3 minggu, agar jaringan yang ada di dalam tanaman tersebut dapat terlihat dengan jelas





Daftar Pustaka.
Hasanah Fenny.2015.Penuntun Praktikum botani farmasi.Medan.Unversitas Tjut Nyak Dhien


Jumat, 20 November 2015

Botani farmasi

Benda benda ergastik




LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BOTANI FARMASI
PERCOBAAN I
BAB I
A.Judul
BENDA-BENDA ERGASTIK PADA TUMBUHAN

B.Tujuan
·         Untuk melihat bentuk-bentuk amylum pada tumbuhan.
·         Untuk melihat bentuk-bentuk Kristal Ca.oksalat pada tumbuhan.
·         Untuk melihat bentuk-bentuk Kristal Ca.Karbonat pada tumbuhan.
C.Teori Terkait
v  Pengertian Benda Non Protolasmik (Ergas)
Protoplas dinyatakan, bahwa suatu sel dikatakan mati apabila di dalam lumen sel itu tidak terkandung lagi protoplas. Di dalam protoplas terkandung protoplasma yaitu zat-zat kehidupan. Dengan demikian maka “benda-benda dalam sel yang nonprotoplasmik” berarti benda-benda yang tanpa zat-zat kehidupan, yang artinya pula benda mati. Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan disebut benda ergas (Ergastic Substances).
v  Sifat Benda Non Protolasmik (Ergas)
Komponen non protoplasmik, berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi cair dan padat. Komponen non protoplasmik (benda ergastik) yang bersifat cair itu terdapat di dalam vakuola dan komponen non protoplasmik (benda ergastik) yang lazimnya berbentuk butiran padat Kristal Ca-oksalat, Kristal an-organik, butir amilum dan aleuron.
1.      Benda Ergas yang Bersifat Cair
Penjelasan yang bersifat cair akan meliputi: a. cairan sel, b. minyak dan lemak, c. minyak yang mudah menguap dalm sel tumbuh-tumbuhan, yang dikenal dengan nama minyak eteris dan dammar (harsa).
2.      Benda Ergas yang Bersifat Padat
Benda-benda nonprotoplasmik (mati) dalam sel yang bersifat padat tentunya berwujud lebih nyata daripada yang bersifat cair, karena yang bersifat padat lazimnya berbentuk butiran atau Kristal. Butiran atau Kristal ini terbentuk sebagai hasil akhir metabolism (pertukaran zat) dalam tumbuh-tumbuhan. Ada pula yang terbentuk karena terjadinya pengendapan zat-zat cair makanan cadangan, sehingaa berwujud butiran. Di bawah ini hanya akan dikemukakan tentang Kristal Ca-oksalat, Kristal an-organik, butir amilum dan aleuron.

3.      Komponen Dalam Benda Non Protolasmik (Ergas).
A.    Kristal Ca-oksalat
Kristal ini memang cukup banyak terdapat dalam sel berbagai tumbuh-tumbuhan. Lazimnya terdapat dalam sel korteks (cortex), akan tetapi tidak jarang pula terdapat dalam sel-sel parenkhim floem (“phloem parenchyma”) dan parenkhim silemm (“xylem parenchyma”).
Kristal-kristal ini terdapat dalam vakuola dari sel atau dalam plasma selnya. Sel-sel ini biasanya memiliki dinding sel yang bergabus. Kristal-kristal ini dapat berbentuk:
·         Kristal dengan bentuk Prisma Teratur
Biasanya terdapat dalam sel-sel di bawah epidermis dari daun jeruk, yang letaknya yang umum yaitu pada jarak-jarak tertentu dari lapisan sel tersebut
·          Kristal dengan bentuk Jarum
Kristal dengan bentuk jarum ini banyak terdapat dalam sel-sel daun mirabilis.
·          Kristal dengan bentuk butir-butiran kecil
Kristal ini dalam bahasa Inggris dinamakan “Crystal sands”, umumnya terdapat dalam sel daun serta tangkai daun dari tumbuhanAmaranthus (bayam)
·         Kristal dengan bentuk rafida
Merupakan Kristal bentuk jarum yang letaknya sejajar satu sama lain, biasanya terdapat dalam sel-sel parenkhim dari jaringan-jaringan yang lunak. Selnya mengandung lender dan berdinding tipis, misalnya dalams sel-sel jaringan yang tergolong monocotyledoneae. Rafida misalnya terdapat pada endocarp buah aren (Angera pinnata), akan menimbulkan rasa gatal-gatal kalau tersinggung atau termakan.
·         Kristal dengan bentuk kelenjar (driuse)
Kristal yang berbentuk kelenjar atau “globose masses” atau juga “druse” hanya terdapat dalam sel-sel tertentu dengan bentuknya yang tidak teratur (dapat berbentuk bintang, bulat, atau bentuk-bentuk lainnya).

B.     Kristal Anorganik
Kristal-kristal anorganik dimaksud ialah yang berupa silikat, yang banyak terdapat pada sel tumbuh-tumbuhan jenis bambu dan rumput-rumputan terutama pada sel epidermisnya. Biasanya silikat ini merupakan penebalan pada dinding sel. Karena itu dengan adanya bahan ini dalam sel epidermis daun maka daun ini keadaannya menjadi keras serta kaku, yang memungkinkannya menjaga gangguan-gangguan dari luar. Selain itu terdapatnya silikat ini juga sebagai kristal-kristal dalam lumen selnya.
Dalam sel selain silikat terdapat pula sistolit akan tetapi bentuknya jarang sebagai kristal, melainkan berbentuk khusus bagaikan sarang lebah. Dalam hal ini sel-sel yang mengandung sistolit rata-rata berukuran lebih besar dari sel-sel yang ada di sekitarnya, dengan demikian maka dapat dengan mudah dibedakan. Sel-sel yang mengandung sistolit ini lazim disebut litosis.
C.     Butir Amilum
Benda-benda nonprotoplasmik atau benda-benda mati ini dalam sel ini dibentuk oleh plastid-plastida, diantaranya oleh amiloplas dan kloroplas. Lazimnya merupakan tepung-tepung  yang dibentuk oleh kloroplas disebuttepung asimilasi terdapat dalam sel-sel daun, sedang yang dibentuk oleh amiloplas diebut tepung cadangan yang terdapat dalam alat-alat penyimpanan makanan,
1.      Butir tepung konsentris
            Butir-butir tepung macam ini dilihat letaknya hilus dan mella.
·         Hilusnya terletak di tengah-tengah,
·         Letak lamella mengelilingi hilus.
  Butir tepung konsentris banyak terdapat pada tumbuh tumbuhan jenis ketela, seperti misalnya pada ketela rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot utilissima), dan lain-lain.
2.       Butir tepung eksentris
Perbedaannya dilihat pula dari letaknya hilus dan lamella.
·         Hilusnya terletak di pinggir,
·         Letak lamella mengelilingi hilus.

Umumnya bentuk dari butir-butir tepung macam ini adalah lonjong dan tidak pernah bundar, banyak terdapat dalam sel tumbuh-tumbuhan seperti kentang (Solanum tuberosum).
Kalau di atas telah dibedakan macam-macam butir tepung berdasarkan letak dari hilusnya, maka selanjutnya dapat dikemukakan tentang macam-macam butir tepung apabila dilihat dari susunannya, yaitu butir tepung monoadelph, diadelph dan polyadelph. Jelasnya sebagai berikut:
(a)  Monoadelph
Butir-butir tepung monoedelph adalah butir-butir tepung yang memiliki satu hilus dengan lamella-lamella mengelilinginya. Sebagai contoh: butir tepung pada ketela rambat, ketela pohon, gandum dan lain-lain.
(b)  Diadelph
Dalam hal butir-butir tepung macam ini, adalah butir tepung yang terdiri dari dua hilus, yang masing-masing hilus dikelilingi pula lamella-lamella sendiri-sendiri. Masing-masing lamella ini dikelilingi lagi oleh lamella lainnya. Sebagai contoh: butir tepung pada kentang.
(c)  Poliadelph
Butir-butir tepung diadelph ini ternyata banyak bagian-bagiannya atau dengan kata lain terdiri dari banyak butir-butiran tepung yang bersatu. Sebagai contoh: pada beras (Oryza sativa).
Butir-butir tepung tersusun pula atas dua macampolysakarida: bagian tepi dari tepung (amilopektin) dan bagian dalam dari butir tepung (amilose).

D.    Butir Aleuron
Pada tumbuh-tumbuhan biasanya terdapat protein aktif dan protein pasif. Yang dimaksud dengan protein aktif adalah protein-protein pembentuk protoplasma, sedangkan protein pasif adalah protein makanan cadangan. Pada hakikatnya protein pasif ini adalah benda non protoplasmik (ergastic substances atau benda_benda mati) yang ditemukan dalam vakuola-vakuola sebagai protein amorf ataupun sebagai kristal, kedua-duanya lazim terdapat bersama-sama sebagai butir-butir aleuron yang merupakan benda-benda mati. Benda-benda mati ini lazimnya terdapat dalam endoperm, perisperm atau embrio dari biji-bijian.
Aleuron itu merupakan protein yang termasuk globulin, butir-butirannya yang tergolong sangat besar biasanya terdapat pada biji jarak (Ricinus communis).


















BAB II

1.Bahan dan Alat
v  Bahan
1.      Tuber dari Solanum tuberosum ; Solanaceae
2.      Tuber dari Manihot utilissima ; Euphorbiaceae
3.      Semen dari Oryza sativa ; Poaceace
4.      Semen dari Zea mays ; Poaceace
5.      Tangkai daun Amaranthus spinocesus ; Amaranthaceae
6.      Coertex batang Psidium guajava ; Myrtaceae
7.      Folium dari Mirabilis jalapa ; Nygtagynaceae
8.      Lignum dari Hibiscus rosa-sinensis ; Malvaceae
9.      Folium dari Ficus benyamina ; Moraceae


v  Alat
1.      Mikroskop
2.      Objek dan Deck gelas
3.      Pisau Silet
4.      Penjepit tabung
5.      Api bunsen
6.      Larutan Kloral hidrat jenuh

2.Prosedur Kerja
1.      Untuk bahan 1,2,3 dan 4 melihat bentuk-bentuk amylum
*      Ambil seiris kecil bahan/serbuk,letakkan pada objek glass
*      Beri 1-2 tetes air lalu tutup dengan deck glass
*      Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran dengan pembesaran kecil dan besar.
Gambar  dari berbagai Amilum :
A.Amilum Solanum tuberosum
Amilum dari Solanum tuberosum adalah yang paling besar diantara jenis amilum lain, Bentuknya bulat telur tidak beraturan dan tidak berkelompok. Berwarna bias ungu di pinngirnya dan hilus terlihat jelas di perbesaran 10x maupun 40x sedangkan lamella baru akan terlihat di perbesaran 40x.
B.Amilum Manihot utilisima
Amilum dari Manihot utilisima ,Ukurannta lebih besar dari Orya,tapi jauh lebih kecil dari solanum. Satu hal yang khas dari amilum jenis adalah bentuk ‘Topi baja’. Yaitu bentuk setengah lingkaran seperti yang dilingkaran pada gambar di atas. Dapat ditemukan sendiri atau bergerombol.
C.Amilum Oryza Sativa
Amilum dari Oryza sativa memiliki bentuk bulat-bulat kecil. paling kecil diantaranya semua amilum.Amilum Oryza cenderung berkelompok. Seperti amilum lainya, amilum Oryza berwarna gradasi ungu bias.
D.Amilum Maidis
Amilum maidis memiliki ciri-ciri ada hilus yang berbentuk Y atau tanda bintang yang terletak di tengah-tengah bentuk amylum tersersebut.Bentuk amylum maidis ini adalah Segi yang tak beraturan , bisa berbentuk segi 4.
2.      Untuk bahan 5-8 melihat Kristal Ca. Oksalat.
*      Buatlah irisan bahan ( Melintang atau membujur )
*      Letakkan pada objeck glass.
*      Beri 1-2 tetes larutan kloral hidrat jenuh dalam air.
*      Panaskan diatas api Bunsen (jangan sampai kering)
*      Amati dibawah mikroskop bentuk sel dan bentuk bentuk Kristal Ca. Oksalat.
*      Bila pengamatan kurang jelas, Pemanasan dapat diulang kembali atau bila perlu dengan air.
3.      Untuk bahan 9 melihat Kristal Ca.Karbonat.
*      Buatlah irisan melintang pada daun ( sebaiknya dengan bantuan sepotong kecil gabus/empulur batang ubu kayu ).
*      Letakkan pada objeck glass.
*      Beri 1-2 tetes larutan Klorol hidrat jenuh dalam air.
*      Panaskan diatas api Bunsen ( Jangan sampai kering ).
*      Amati dibawah mikroskop bentuk sel dankristal Ca.karbonat.
*      Bila pengamatan kurang jelas,pemanasan dapat diulang atau bila perlu cuci dengan air.









BAB III
       I.            Hasil Pengamatan.
No
Bahan
Gambar Praktikum
Keterangan
1
Tuber dari Solanum tuberosum


















Melihat bentuk-bentuk Amylum
2
Tuber dari Manihot utilissima














Melihat bentuk-bentuk Amylum
3
Semen dari Oryza sativa












Melihat bentuk-bentuk Amylum
4
Semen dari Zea mays
















Melihat bentuk-bentuk Amylum
5
Tangkai daun Amaranthus spinosus



















Melihat bentuk Kristal Ca.Oksalat
6
Cortex batang Psidium guajava














Melihat bentuk Kristal Ca.Oksalat
7
Folium dari Mirabilis jalapa

















Melihat bentuk Kristal Ca.Oksalat
8
Lignum dari Hibiscus rosa-sinensis

















Melihat bentuk Kristal Ca.Oksalat

9
Folium dari Ficus benyamina
















Melihat bentuk Kristal Ca.Karbonat

    II.            Pembahasan
Dalam praktikum kali ini yaitu tentang bagian bentuk  benda-benda ergastik yang ada tumbuhan.Benda ergastik adalah benda non protopalsmik atau biasa disebut dengan benda benda yang tidak mempunyai sel kehidupan.
Dalam percobaan ini kita akan mengetahui berbagai macam bentuk-bentuk benda ergastik  dari Solanum tuberosum (kentang),Manihot utilissima ( Ketela pohon),Oryza sativa (Padi),Zea mays ( Jagung ), Amaranthus Spinosus ( Bayam duri ), Psidium guajava ( Jambu biji ),  Mirabilis jalapa (bunga pukul empat), Hibiscus rosa-sinensis ( Bunga kembang sepatu ), Ficus benyamina ( Beringin ).Bahan-bahan tersebut diiris/disayat tipis secara melintang atau membujur,
Di dalam bagian sel tumbuhan solanum tuberosum, terdapat hilus yang berbentuk eksentris karena terbentuk dari luar kedalam. Dan terdapat amilum mempunyai rumus empiris (C6H10O5)n, berupa karbohidrat atau polisakarida yang berbentuk tepung disebut amiloplas, dapat dibedakan menjadi leukoamiloplas yang berwarna putih dan menghasilkan tepung cadangan makanan dan kloroamiloplas berwarna hijau dan menghasilkan tepung asimilasi. Titik permulaan (initia) terbentuk amilum disebut hilus(hilum), berdasarkan letaknya hilu, butir amilum dibedakan menjadi amilum konsentris bila hilus berada ditengah-tengah, dan amilum eksentris bila berada ditepi hilusnya.
Menurut banyaknya hilus dalam amilum, amilum dapat dibedakan menjadi:
a. Amilum tunggal, apabila sebutir amilum terdapat satu hilus
b. Amilum setengah majemuk, apabila terdapat dua hilus dan masing-masing dikelilingi lamela, sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya                                                          c. Amilum majemuk, apabila terdapat banyak hilus dan masing-masing dikelilingi lamela, sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya.
       Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus adanya lamela-lamela disebabkan pad waktu pembentukkan amilum, tiap lapisan mempunyai kadar air yang berbeda, sehingga mempengeruhi indeks bias. Lamela-lamela akan hilang apabila ditetsi alkohol, karena air akan terserap alkohol. Di bagian amilum nampak seperti retak, dapat terjadi pada tepung tapioca. Atau di tengah amilum nampak seperti terkerat, dapat ditemukan butir amilum pada biji yang sedang berkecambah, disebut korosi, misalnya pada biji kacang merah yang sedang berkecambah.
Kemudian pada Mirabilis jalapa, terdapat Kristal rafida yang berbentuk seperti jarum atau sapu lidi terdapat pada daun mirabilis jalapa, batang dan akloe vera, daun rhoeo discolor serta ananas commosus, lapisan epidermis batang Pleomele sp.Kristal yang terdapat  pada tumbuahn merupakan hasil akhir dari metabolisme.
Bentuk bagian sel biji jagung atau Zea mays, terdapat bulatan-bulatan sangat kecil yang banyak yang dinamakan aleuron. Aleuron  berisi sebuah/ lebih krsitaloid putih telur dan sebuah atau beberapa guboid (bulatan kecil yang terbuat dari zat fitin yaitu garam Ca dan Mg dari asam mesoinosit hexafosfor). Aleuron dapat terlihat pada lapisan paling luar dari endosperm padi dan jagung, dapat terbuang karena pencucian beras terlalu bersih, sedangkan pada biji jarak aleuron tampak tersebar dengan ukuran lebih besar dari aleuron padi.
























BAB IV
   
Kesimpulan
v  Benda-benda dalam sel yang nonprotoplasmik berarti benda-benda yang tanpa zat-zat kehidupan (benda mati) yang berbentuk butiran atau kristal.
v  Komponen non protoplasmik, berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi cair dan padat.
v  Komponen non protoplasmik (benda ergas) yang bersifat padat lazimnya berbentuk butiran padat kristal Ca-oksalat, kristal an-organik, butir amilum dan aleuron.

Saran
Untuk memahami lebih lanjut tentang komponen non protoplasmik diharapkan pembaca dapat mencari sumber-sumber yang lebih menunjang dari buku-buku di perpustakaan maupun dari internet.

























Daftar Pustaka
Hasanah Fenny.2015.Penuntun Praktikum botani farmasi.Medan.Unversitas Tjut Nyak Dhien